Ilustrasi obat
Jakarta

Konsumsi obat-obatan memang dapat membantu seseorang mengurangi kadar kolesterol. Namun, belum lama ini, ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa kombinasi obat kolesterol tertentu dapat menyelamatkan ribuan nyawa.

Dilansir dari laman NBC News, obat eksperimental baru yang dirancang untuk menurunkan kadar kolesterol berbahaya terbukti aman dan efektif dalam dua badan penelitian inovatif yang dipresentasikan di pertemuan tahunan American Heart Association.

Kedua obat tersebut ditujukan bagi orang yang terlahir dengan kecenderungan genetik terhadap kolesterol tinggi.

Meskipun obat-obatan seperti statin, serta diet dan olahraga, dapat membantu orang-orang ini mengelola kolesterol, obat-obatan tersebut tidak dapat mengubah penyebab genetik yang mendasarinya.

Kedua pendekatan baru ini bekerja dengan cara berbeda, tetapi dengan misi tunggal, yakni mencari gen yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kolesterol guna mengubah lintasan risiko seseorang yang terkena serangan jantung dan stroke.




Kedua pengobatan tersebut belum pernah diuji pada manusia sebelumnya. Dan keduanya membutuhkan penelitian tambahan selama bertahun-tahun sebelum dapat disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan. Meski demikian, para ahli terkesan dengan hasilnya.

“Tidak ada cara lain untuk mengkategorikan ini selain sebagai sesuatu yang revolusioner,” ujar Direktur Layanan Perawatan Kritis di South Shore University Hospital, Institute Kardiovaskular Northwell di New York, Dr. Hugh Cassiere.

Terapi pertama obat kolesterol

Salah satu perawatan, dari Verve Therapeutics yang berpusat di Boston, menggunakan pendekatan penyuntingan gen yang disebut penyuntingan basa.

Pendekatan ini melibatkan infus IV obat yang menargetkan gen PCSK9, yang berperan penting dalam produksi LDL, yang sering disebut kolesterol jahat.

Ketika obat tersebut menargetkan PCSK9, ia membuat perubahan kecil gen tersebut. Efeknya mirip dengan penghapus permanen, yang menghilangkan kemampuannya untuk meningkatkan kolesterol.

Secara teori, perawatan satu kali ini seharusnya berlangsung seumur hidup. Sejauh ini, pasien hanya dipantau selama enam bulan.

Studi pendahuluan Verve dimaksudkan untuk menguji keamanan obat tersebut. Sepuluh pasien berpartisipasi, sebagian besar menerima dosis yang tidak membuat perbedaan yang terukur pada kadar LDL mereka, tetapi ditemukan aman.

Namun, tiga pasien diberi dosis lebih tinggi, dan kadar kolesterol LDL mereka berkurang lebih dari setengahnya.

Penelitian tambahan sangat diperlukan untuk memastikan pengobatan tetap aman, tanpa efek samping yang tidak diharapkan, dan efektif.

Penelitian Verve terbatas pada orang-orang dengan kondisi genetik yang disebut hiperkolesterolmeia familia heterozigot, di mana kadar kolesterol sangat tinggi sejak lahir. Banyak orang yang terkena dampaknya menderita serangan jantung di usia muda, yaitu usia 30-an atau 40-an.

Seorang ahli jantung dan profesor kedokteran di Harvard Medical School, Kathiresan, telah lama memfokuskan penelitiannya untuk memahami mengapa beberapa orang mengalami serangan jantung di usia muda, dan mengapa yang lain tidak.

Ia memiliki riwayat keluarga yang kuat dengan kolesterol tinggi. Pada tahun 2012, saudaranya meninggal karena serangan jantung pada usia 40 tahun.

Saat itulah Kathiresan memutuskan untuk mencoba mengembangkan terapi yang dapat mencegah tragedi seperti yang terjadi di dalam keluarganya.

Belum jelas apakah pendekatan ini akan memberikan dampak terukur terhadap risiko serangan jantung dan stroke, hal itu masih perlu dilihat dalam penelitian lainnya.

“Meskipun diperlukan studi yang lebih besar dan berjangka panjang untuk menilai efektivitas, ketahanan, dan keamanan, ini seharusnya menjadi awal era penargetan gen terapeutik untuk penyakit kardiovaskular,” ujar Direktur Layanan Endovaskular di Columbia University Irving Medical Center di New York, Dr. Sahil Parikh.

Terapi kedua obat kolesterol

Penemuan terapi untuk mengatasi kolesterol juga dipresentasikan dalam forum tersebut. Hasilnya, meski masih awal, menawarkan gambaran yang menjanjikan tentang apa yang mungkin menjadi pengobatan pertama untuk jenis kolesterol yang sangat berbahaya, yang disebut lipoprotein(a).

Orang dengan kadar Lp(a) tinggi memiliki risiko sangat tinggi mengalami penumpukan lemak dan kolesterol di arteri mereka.

Itu karena Lp(a) menempel pada kolesterol LDL, membuat partikel LDL tersebut semakin lengket dan lebih mungkin menimbulkan plak.

Ini seperti menambahkan lem super ke lakban, dan ini murni genetik, artinya orang terlahir dengan risiko tinggi ini. Pola makan dan olahraga tidak berdampak pada kadar Lp(a).

“Pada dasarnya, penyakit ini tidak dapat diobati,” ujar penulis studi sekaligus kepala staf akademik di Heart, Vascular & Thoraric Institute di Cleveland Clinic, Dr. Steven Nissen.

“Satu-satunya cara untuk menargetkan faktor risiko genetik tersebut adalah dengan menemukan cara untuk mengganggu produksi gen tersebut,” sambungnya.

Nissen dan rekannya menggunakan pendekatan baru untuk mengoreksi cara kerja gen tersebut. Mereka menggunakan obat yang disebut lepodisiran, yang menargetkan mRNA. Obat ini memberi tahu tubuh untuk memproduksi Lp(a).

Penelitian Nissen dimaksudkan untuk menguji keamanan lepodisiran. Penelitian itu berskala kecil, hanya melibatkan 48 orang dewasa di Amerika Serikat (AS) dan Singapura.

Semuanya memiliki kadar Lp(a) yang sangat tinggi. Secara keseluruhan, obat itu terbukti aman, tanpa efek samping yang berarti.

Namun, hal itu juga secara drastis menurunkan kadar Lp(a). Satu suntikan lepodisiran menurunkan kadar Lp(a) hingga lebih dari 94 persen selama hampir satu tahun, demikian temuan penelitian tersebut. Hasilnya dipublikasikan di Journal of the American Medical Association.

“Ini benar-benar memberi banyak harapan bagi pasien dengan lipoprotein(a) yang tinggi,” ujar Nissen.

“Kami bekerja secepat mungkin karena ada pasien yang meninggal setiap hari karena gangguan ini. Kami belum mampu mengobatinya, dan kami perlu mengubahnya,” sambungnya.

Meski begitu, penelitian tambahan masih sangat dibutuhkan. Pertanyaan penting yang harus diajukan adalah apakah menurunkan Lp(a) benar-benar dapat mengurangi risiko penyakit jantung atau tidak?

“Kami harus menunggu generasi terapi ini di mana kami dapat secara langsung dan spesifik menargetkan Lp(a) dan melakukannya dengan aman untuk melihat apakah itu juga akan menghasilkan lebih sedikit serangan jantung dan stroke,” ujar profesor dan ketua departemen kedokteran pencegahan di Northwestern Feinberg School of Medicine di Chicago, Dr. Donald Llyod-Jones.

Nissen memperkirakan bahwa perawatan tersebut suatu hari nanti dapat digunakan sebagai pengobatan seperti vaksin tahunan untuk gangguan yang sebelumnya tidak dapat diobati.

Nah, itulah kombinasi obat kolesterol yang diklaim dapat menyelamatkan ribuan nyawa. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

#

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *