
Kalau Bunda lagi hamil dan sekarang udah masuk minggu ke-39, selamat ya! Ini artinya Bunda sudah sangat dekat dengan hari persalinan. Memasuki usia kehamilan 39 minggu adalah momen penting bagi seorang ibu.
Bayi dalam kandungan telah tumbuh dengan sempurna dan bersiap untuk dilahirkan. Yuk simak apa saja tahapan perkembangan janin usia kehamilan 39 minggu bunda.
39 Minggu sama dengan berapa bulan?
Secara medis, kehamilan dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT), bukan dari hari pembuahan. Satu bulan kalender rata-rata terdiri dari sekitar 4,3 minggu. Maka, 39 minggu setara dengan 39 minggu ÷ 4,3 minggu = 9 bulan
Jadi, pada usia kehamilan 39 minggu, ibu telah memasuki bulan kesembilan. Dikutip dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), pada fase ini, kehamilan sudah tergolong cukup bulan (full term) . Artinya, bayi sudah siap dilahirkan dan organ tubuhnya, terutama paru-paru, telah matang.
Perkembangan janin di usia 39 minggu
Pada usia kehamilan 39 minggu, janin telah memasuki fase pertumbuhan yang cepat dan mulai menunjukkan perkembangan fungsi organ yang semakin kompleks. Berikut rincian perkembangan utama pada minggu ke‑39:
1. Ukuran dan berat tubuh
Secara ukuran, panjang tubuh janin dari kepala hingga tumit kini mencapai sekitar 28 hingga 29 sentimeter, dengan berat sekitar 500 hingga 600 gram. Tubuh janin mulai lebih proporsional, dengan kepala yang tidak lagi terlalu besar dibandingkan tubuh. Bentuk tubuh bayi sudah menyerupai bayi baru lahir, meskipun kulitnya masih tampak tipis dan transparan.
2. Sistem pernapasan
Sistem pernapasan janin mulai menunjukkan kemajuan yang signifikan. Saluran udara di paru-paru (bronkus) terus bercabang membentuk struktur yang lebih kompleks, dan produksi zat surfaktan mulai berlangsung meski dalam jumlah yang masih sangat minim. Surfaktan ini sangat penting untuk menjaga paru-paru tetap mengembang setelah lahir. Meski paru-paru belum matang sepenuhnya, fondasi dasar pernapasan sudah terbentuk.
3. Sistem saraf dan otak
Perkembangan sistem saraf pusat dan otak juga berlangsung sangat cepat pada minggu ini. Koneksi antar neuron di otak semakin kompleks, terutama di bagian korteks yang berperan penting dalam fungsi berpikir, gerakan sadar, dan respons terhadap rangsangan. Gelombang otak janin mulai menyerupai pola yang terlihat pada bayi prematur, menandakan bahwa otaknya mulai aktif.
4. Indra dan respons rangsang
Indera pendengaran sudah cukup berkembang sehingga janin dapat mendengar suara-suara dari dalam tubuh Bunda, seperti detak jantung dan aliran darah. Bahkan, suara dari luar tubuh seperti suara musik atau percakapan bisa didengar meski teredam.
Mata janin pun terus berkembang. Meskipun kelopak matanya masih tertutup, retina dan saraf optik mulai sensitif terhadap cahaya. Bila ada cahaya terang diarahkan ke perut Bunda, janin dapat merespons dengan gerakan kecil. Indra perasa juga mulai aktif, ditandai dengan kemunculan papila pengecap di lidah. Janin bisa mulai mengecap cairan ketuban, yang cita rasanya dapat dipengaruhi oleh makanan yang Bunda konsumsi.
5. Gerakan dan koordinasi
Gerakan janin semakin teratur dan bervariasi. Janin mulai menggerakkan lengan dan kaki, menendang, membuka dan menutup tangan, serta merespons sentuhan. Aktivitas ini menandakan otot dan koordinasi saraf janin berkembang dengan baik. Bunda bisa merasakan gerakan ini, terutama saat beristirahat dalam posisi tertentu.
6. Kulit dan jaringan
Kulit janin masih terlihat kemerahan dan transparan, namun kini mulai tertutup oleh lapisan pelindung bernama vernix caseosa, yaitu lapisan lemak berwarna putih yang melindungi kulit dari cairan ketuban. Selain itu, rambut halus bernama lanugo mulai menutupi seluruh tubuh janin, membantu mempertahankan suhu tubuh hingga janin memiliki cukup lemak subkutan di minggu-minggu berikutnya.
7. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan janin juga terus berkembang. Usus janin sudah mampu melakukan gerakan peristaltik dan mulai menampung mekonium, yaitu zat sisa metabolisme janin yang kelak menjadi kotoran pertama bayi setelah lahir. Kelenjar pencernaan juga mulai menghasilkan enzim, menyiapkan janin untuk menyerap dan mencerna makanan setelah dilahirkan.
8. Sistem kekebalan
Pada minggu ini, sistem kekebalan tubuh janin mulai bekerja melalui transfer antibodi dari Bunda ke janin lewat plasenta. Antibodi ini menjadi bekal pertahanan tubuh janin terhadap infeksi di awal kehidupan nanti.
9. Viabilitas (kemampuan bertahan hidup)
Minggu ke-23 juga menjadi batas awal viabilitas janin, yaitu kemungkinan janin dapat bertahan hidup jika lahir prematur. Meskipun peluang bertahan hidup masih sangat kecil dan penuh risiko, kemajuan medis saat ini memungkinkan beberapa bayi yang lahir pada usia ini untuk selamat dengan perawatan intensif di neonatal intensive care unit (NICU).
![]()
|
Perubahan yang dialami ibu di minggu ke-39 kehamilan
Memasuki usia kehamilan 39 minggu, tubuh Bunda akan mengalami berbagai perubahan fisik dan emosional sebagai bentuk persiapan alami menuju proses persalinan. Ini adalah tahap akhir kehamilan dengan janin dinyatakan cukup bulan dan dapat lahir kapan saja. Banyak Bunda yang mungkin merasakan campuran antara rasa tidak nyaman dan antusiasme menjelang momen kelahiran.
1. Tekanan di panggul semakin meningkat
Bayi mulai ‘turun’ ke panggul dalam posisi siap lahir, menyebabkan tekanan pada kandung kemih, rektum, dan tulang panggul. Ini disebut engagement atau lightening. Dilansir dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menjelaskan bahwa tekanan panggul merupakan salah satu gejala normal pada fase akhir kehamilan akibat perubahan posisi janin menuju jalan lahir.
2. Munculnya kontraksi braxton hicks dan kontraksi aktif
Bunda akan merasakan kontraksi palsu (Braxton Hicks) yang tidak teratur, serta mungkin mulai merasakan kontraksi asli yang lebih kuat dan berirama. Dikutip dari jurnal Obstetrics and Gynecology Clinics of North America, kontraksi Braxton Hicks umum terjadi di trimester ketiga dan berfungsi sebagai latihan otot uterus menjelang persalinan.
3. Pelunakan dan pembukaan leher rahim (serviks)
Leher rahim mulai melunak (ripening), menipis (effacement), dan membuka (dilatasi) menjelang persalinan sebagai respons terhadap hormon prostaglandin dan oksitosin. Menurut studi menyebutkan bahwa serviks yang lunak dan mulai terbuka menandakan kesiapan tubuh untuk persalinan.
4. Keluarnya lendir darah (bloody show)
Lendir serviks bercampur darah menandakan sumbat lendir (mucus plug) telah lepas, salah satu tanda awal persalinan. Dilansir dari Mayo Clinic menyatakan bahwa keluarnya bloody show biasanya terjadi beberapa hari atau jam sebelum persalinan dan merupakan tanda serviks mulai membuka.
5. Perubahan pola tidur dan gangguan tidur
Bunda bakal kesulitan tidur karena rasa tidak nyaman akibat perut besar, nyeri punggung, sering buang air kecil, dan perubahan hormon. Dikutip dari sebuah studi dalam Journal of Clinical Sleep Medicine mencatat bahwa lebih dari 75 persen ibu hamil mengalami gangguan tidur pada trimester ketiga akibat perubahan fisiologis dan hormonal.
6. Perubahan mood dan emosi
Bunda akan sering mengalami perubahan suasana hati, antara cemas, lelah, dan antusias karena mendekati waktu kelahiran. Beberapa Bunda juga mengalami peningkatan keinginan untuk membersihkan dan menyiapkan rumah (nesting). Dikutip dari Journal of Affective Disorders, kadar hormon seperti estrogen dan kortisol yang fluktuatif di akhir kehamilan mempengaruhi mood ibu hamil.
7. Penurunan atau stabilnya berat badan
Beberapa Bunda tidak mengalami kenaikan berat badan, bahkan sedikit menurun karena perubahan hormonal dan pengurangan cairan ketuban. Studi oleh Institute of Medicine menyebutkan bahwa penurunan berat badan ringan di akhir kehamilan adalah normal karena hilangnya retensi air dan persiapan tubuh untuk persalinan.
8. Peningkatan frekuensi buang air kecil
Tekanan bayi di kandung kemih menyebabkan Bunda lebih sering buang air kecil, bahkan dalam jumlah kecil. Dikutip dari International Urogynecology Journal, perubahan posisi janin menyebabkan peningkatan tekanan intrapelvik, yang memperburuk frekuensi miksi (urinasi) terutama di minggu-minggu akhir kehamilan.
9. Tanda-tanda awal persalinan mulai muncul
Bunda perlu memperhatikan tanda-tanda seperti kontraksi yang teratur dan semakin kuat, pecahnya air ketuban, dan munculnya lendir darah sebagai sinyal bahwa persalinan mungkin segera terjadi. Dilansir dari WHO dan ACOG menyatakan bahwa pemantauan tanda-tanda ini sangat penting untuk memastikan ibu tiba di fasilitas medis tepat waktu untuk melahirkan.
![]()
|
Ciri-ciri bayi sehat saat usia kandungan 39 minggu
Usia kehamilan 39 minggu termasuk dalam kategori ‘cukup bulan’ atau full term, yang berarti janin sudah matang dan siap dilahirkan kapan saja. Pada tahap ini, tubuh bayi telah menyelesaikan hampir seluruh proses perkembangan organ vital.
Bagi Bunda dan tenaga kesehatan, penting untuk memahami tanda-tanda bahwa janin dalam kandungan berada dalam kondisi sehat. Berikut ini adalah ciri-ciri bayi sehat pada usia kandungan 39 minggu:
1. Berat dan panjang sesuai usia kehamilan
Bayi sehat umumnya memiliki berat sekitar 3–3,6 kg dan panjang 48–51 cm. Ini menunjukkan pertumbuhan janin sesuai grafik pertumbuhan normal.
2. Detak jantung normal
Detak jantung bayi berada di kisaran 110–160 denyut per menit dan responsif terhadap gerakan. Ini menunjukkan fungsi jantung dan sistem saraf pusat berjalan baik.
3. Gerakan janin aktif
Meskipun ruang di rahim makin sempit, bayi tetap bergerak aktif. Gerakan ini menandakan otot, saraf, dan respons bayi dalam kondisi baik.
4. Posisi kepala di bawah (posisi cephalic)
Bayi sehat biasanya sudah berada dalam posisi kepala di bawah, siap memasuki jalan lahir. Posisi ini merupakan yang paling aman untuk persalinan normal.
5. Paru-paru telah matang
Paru-paru bayi telah memproduksi surfaktan, zat penting agar bayi dapat bernapas dengan baik saat lahir.
6. Organ vital berfungsi dengan baik
Organ seperti ginjal, hati, dan sistem pencernaan sudah berfungsi dan siap bekerja mandiri setelah lahir.
7. Cairan ketuban cukup dan jernih
Jumlah dan kejernihan cairan ketuban mencerminkan kesejahteraan janin. Cairan yang jernih dan dalam jumlah normal menunjukkan bayi tidak mengalami stres.
8. Kulit halus dan merona
Kulit bayi tampak halus, warna merata, dan tidak lagi transparan. Vernix dan lanugo mulai menghilang, menandakan kematangan kulit.
9. Sistem kekebalan mulai aktif
Antibodi dari ibu sudah mulai diserap oleh janin, membentuk imunitas awal untuk melindungi bayi dari infeksi setelah lahir.
10. Pola tidur janin teratur
Bayi memiliki pola tidur dan bangun yang mulai stabil, tanda sistem saraf pusat berkembang dengan baik.
Tips menjaga kehamilan 39 minggu
Berikut tips untuk Bunda menjaga kehamilan di usia 39 minggu yang aman dan mendukung persiapan persalinan:
1. Rutin melakukan pemeriksaan ke dokter atau bidan
Pantau perkembangan janin, posisi bayi, denyut jantung, dan kondisi serviks secara berkala. Ini penting untuk mengetahui kesiapan tubuh ibu menghadapi persalinan.
2. Perhatikan gerakan janin setiap hari
Meskipun ruang gerak janin terbatas, ibu tetap harus merasakan gerakan bayi minimal 10 kali dalam dua jam saat janin aktif. Penurunan gerakan bisa menjadi tanda stres janin.
3. Perbanyak istirahat dan atur posisi tidur
Tidur miring ke kiri membantu melancarkan aliran darah ke rahim dan janin. Hindari posisi telentang terlalu lama karena bisa menekan pembuluh darah besar.
4. Jaga asupan nutrisi seimbang
Konsumsi makanan kaya zat besi, protein, kalsium, dan serat. Hindari makanan mentah atau tinggi gula, serta batasi asupan garam agar tidak memicu pembengkakan.
5. Minum air putih yang cukup
Menjaga hidrasi penting untuk mencegah kontraksi palsu, mengurangi sembelit, dan mendukung sirkulasi darah.
6. Lakukan aktivitas fisik ringan
Berjalan santai atau senam hamil ringan dapat membantu bayi turun ke panggul dan memperkuat otot panggul menjelang persalinan.
7. Siapkan mental dan emosi menjelang persalinan
Latih teknik pernapasan, relaksasi, dan diskusikan rencana persalinan bersama pasangan. Hindari stres berlebih agar hormon oksitosin bisa bekerja optimal saat melahirkan.
8. Waspadai tanda-tanda persalinan
Kenali tanda seperti kontraksi teratur, pecah ketuban, atau keluar lendir darah. Jika muncul, segera hubungi fasilitas kesehatan.
9. Hindari stimulasi persalinan tanpa arahan medis
Jangan mencoba mempercepat proses persalinan dengan cara-cara tidak aman seperti konsumsi herbal, pijat, atau hubungan intim tanpa persetujuan tenaga medis.
10. Siapkan perlengkapan dan dokumen persalinan sejak dini
Sediakan tas berisi kebutuhan ibu dan bayi, serta dokumen penting seperti KTP, kartu BPJS, buku KIA, dan hasil pemeriksaan terakhir agar proses persalinan berjalan lancar.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)
No responses yet