Ilustrasi laptop
Jakarta

Bunda pernah dibuat bingung dengan teks yang sering muncul saat menggunakan internet? Teks ini disebut dengan CAPTCHA, Bunda

Teks ini meminta Bunda untuk membuktikan bahwa Bunda bukanlah robot atau meminta Bunda untuk memilih sepeda, mobil, maupun lampu, dari kotak yang disediakan. Bukan hanya nama, ini merupakan singkatan dari Completely Automated Public Turing test to tell Computers and Humans Apart.

Melansir dari laman CNBC Make It, tes ini ditemukan oleh sekelompok peneliti dari Carnegie Mellon pada tahun 2000. Tes ini umumnya terdiri dari teks, gambar, atau audio, dan digunakan sebagai langkah keamanan untuk mendeteksi aktivitas bot online.

Beberapa pakar keamanan siber mengatakan bahwa selain masalah gangguan yang disebabkan oleh manusia, terdapat pula masalah pada pendekatan mendasar terhadap keamanan siber.

“Masalah yang kita lihat selama bertahun-tahun, yang kita hadapi berulang kali, adalah apa yang akan anda lakukan jika anda bisa terlihat seperti sejuta manusia? Jawabannya adalah apa saja,” tutur salah satu pendiri dan CEO perusahaan keamanan siber HUMAN Security, yang mengklaim sistem CAPTCHA telah dikalahkan oleh bot selama bertahun-tahun, Tamer Hassan.




Cara kerja CAPTCHA

Sebagai alat keamanan siber yang berdiri sendiri, CAPTCHA mungkin tidak bisa diandalkan karena sebagian pendekatannya berbasis perilaku. Selain melacak kemampuan pengguna dalam memecahkan teka-teki yang ada, alat ini juga bisa memantau tindakan seperti seberapa cepat mereka bergerak melalui halaman web atau penggunaan mouse.

Pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan telah menjadi lebih mirip dengan manusia selama dekade terakhir. Dalam beberapa hal, kecerdasan buatan ini jauh lebih mampu memecahkan teka-teki berskala besar dibandingkan dengan manusia.

Dengan memori besar yang memungkinkan mesin memproses beberapa hal sekaligus, memecahkan satu teka-teki seperti CAPTCHA bisa menjadi tugas yang sederhana untuk bot.

“Kita tidak boleh menguji manusia. Kita tidak boleh memperlakukan manusia seolah-olah mereka adalah penipu,” kata Hassan.

“Kita harus menguji bot dengan cara yang berbeda, sehingga meningkatkan gesekan terhadap manusia bukanlah cara yang tepat,” sambungnya.

Rasa kesal dan tidak nyaman mengisi CAPTCHA

Data survei Forrester Research menunjukkan bahwa apapun rasa frustrasi yang dialami konsumen terhadap keamanan siber e-commerce, perasaan mereka terhadap CAPTCHA terbagi rata. Persentase orang dewasa di Amerika serikat hampir sama melaporkan bahwa mereka merasa lebih aman ketika diminta melengkapi CAPTCHA atau merasa frustrasi karena mengisinya.

“Salah satu cara untuk meminimalkan rasa frustrasi manusia yang terkadang timbul akibat CAPTCHA adalah dengan hanya menampilkannya saat pengguna pertama kali membuat akun atau profil di situs web dibandingkan setiap kali transaksi dilakukan,” tutur Prateek Mittal, Direktur Sementara Pusat Kebijakan Teknologi Inovasi di Universitas Princeton.

Cara ini akan meminimalkan frekuensi konsumen dihadapkan dengan CAPTCHA. Namun, gagasan ini tidak sepenuhnya bisa dilaksanakan karena berpotensi mengurangi jumlah pos pemeriksaan keamanan siber yang ada, Bunda.

“Akan sulit bagi CAPTCHA untuk mengikuti inovasi besar-besaran dalam teknologi. Saya pikir cukup adil untuk mengatakan bahwa kita mungkin akan melihat berbagai jenis sistem keamanan lainnya,” tutur Mittal.

Mengapa Google memakai CAPTCHA?

Menilik dari situs resmi support.google.com, Google berkomitmen untuk menjaga informasi pengguna agar tetap aman dan terjamin. CAPTCHA yang digunakan pun menawarkan perlindungan dari entri jarak jauh dengan memastikan hanya manusia dengan kata sandi yang benar yang bisa mengakses akun Bunda.

CAPTCHA berfungsi karena komputer bisa membuat gambar distorsi dan memproses respons. Namun, komputer tidak bisa membaca atau menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan manusia untuk lulus tes.

Banyak layanan web, termasuk Google, yang menggunakan CAPTCHA untuk membantu mencegah masuknya akun tanpa izin. Bunda juga mungkin akan melihat CAPTCHA di situs lain yang menyediakan akses ke informasi sensitif seperti rekening bank atau kartu kredit.

Google menggunakan CAPTCHA untuk memperkuat keamanan di sekitar titik akses akun paling sensitif. Bunda mungkin melihat CAPTCHA di beberapa kesempatan seperti:

  • Mendaftar ke layanan Google baru (Gmail, Blogger, YouTube)
  • Daftar ke akun Google Workspace edisi apapun
  • Ubah kata sandi pada akun yang ada
  • Siapkan layanan Google untuk perangkat atau aplikasi pihak ketiga seperti iPhone, Outlook,
  • ActiveSync, dan masih banyak lagi.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/rap)

#

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *