
Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang percaya diri, kuat, dan mandiri. Namun, tanpa disadari pola asuh Bunda dan Ayah bisa menyebabkan anak menjadi insecure.
Banyak anak yang tumbuh dengan perasaan tidak aman, rendah diri, dan takut mengambil risiko karena kesalahan dalam pola pengasuhan. Insecure atas rasa tidak percaya diri mendalam pada anak akan muncul begitu saja dan sering kali berakar dari lingkungan terdekat.
Dilansir dari laman CNBC Make It, studi menunjukkan bahwa anak-anak yang percaya diri merasakan berbagai macam manfaat. Mulai dari lebih sedikit kecemasan dan peningkatan prestasi di sekolah hingga hubungan yang lebih sehat.
Sebagai seorang penulis dan psikoterapis di Northeastern University, Boston, Amerika Serikat, Amy Morin, mengungkap dirinya telah melihat banyak orang tua menerapkan pola asuh yang dipercaya bisa membangun kepercayaan diri anak-anak. Namun, beberapa justru menjadi bumerang.
“Beberapa pola asuh menciptakan lingkaran setan di mana anak-anak kesulitan merasa nyaman dengan diri mereka sendiri. Akibatnya, orang tua mungkin harus bekerja lembur untuk mencoba meningkatkan harga diri anak-anaknya,” tutur Amy.
Kesalahan orang tua yang sebabkan anak jadi insecure
Dikutip dari laman yang sama, ada beberapa kesalahan orang tua yang sebabkan anak menjadi insecure menurut Amy, Bunda. Berikut ini deretannya:
1. Membiarkan anak lepas dari tanggung jawab
Meskipun Bunda berpikir bahwa pekerjaan rumah akan membebani anak-anak dan menambah tingkat stres, ikut campur di rumah akan membantu mereka menjadi anak yang bertanggung jawab.
“Melakukan tugas yang sesuai dengan usianya membantu mereka merasakan penguasaan dan pencapaian. Jadi, Bunda bisa menyuruh anak membantu mencuci atau membuang sampah. Ini adalah peluang bagi anak untuk melihat diri mereka sebagai orang yang cakap dan kompeten,” papar Amy.
2. Mencegah anak melakukan kesalahan
Memang sulit rasanya melihat anak gagal, merasa ditolak, atau mengacaukan sesuatu. Ketika ini terjadi, banyak orang tua yang bergegas menyelamatkan anak-anaknya sebelum mereka ‘terjatuh’.
Mencegah anak melakukan kesalahan merupakan salah satu hal yang membuat mereka tumbuh menjadi anak yang tidak percaya diri. Bunda dan Ayah merampas kesempatan anak untuk belajar bagaimana bangkit kembali.
“Entah anak lupa sepatunya sebelum pertandingan sepak bola atau salah menjawab beberapa pertanyaan dalam kuis matematika, kesalahan bisa menjadi guru terbesar di dalam hidup. Masing-masing adalah kesempatan bagi mereka untuk membangun kekuatan mental yang mereka perlukan untuk berbuat lebih baik di masa depan,” ujar Amy.
3. Melindungi emosi anak
Bunda dan Ayah pasti sangat tergoda untuk menghibur anak-anak ketika mereka merasa sedih atau marah. Namun, cara orang tua bereaksi terhadap emosi akan berdampak besar pada perkembangan kecerdasan emosional dan harga diri anak.
Amy menyebut, Bunda bisa membantu anak mengidentifikasi apa yang memicu emosi dan ajari anak mengatur dirinya.
“Bantu anak menjelaskan perasaan mereka sehingga menjadi lebih mudah menangani emosi tersebut dengan cara yang sesuai secara sosial di masa depannya,” katanya.
4. Bersikap terlalu protektif
Menjaga anak dengan baik tentu akan membuat Si Kecil merasa nyaman. Namun, selalu menjaga mereka dan menghindari tantangan akan menghambat perkembangannya, Bunda.
“Biarkan anak merasakan kehidupan, meskipun rasanya menakutkan untuk melepaskannya. Bunda akan memberi mereka kesempatan untuk mendapatkan kepercayaan diri pada kemampuan mereka sehingga percaya diri dalam menghadapi apapun,” ucap Amy.
5. Menghukum dan bukan mendisiplinkan anak
Anak-anak perlu belajar bahwa beberapa tindakan memiliki konsekuensi yang serius. Meski begitu, ada perbedaan besar antara mendisiplinkan dan hukuman.
Anak-anak yang disiplin akan berpikir bahwa mereka membuat pilihan yang buruk. Namun, anak-anak yang dihukum akan merasa bahwa mereka adalah anak yang jahat.
“Dengan kata lain, disiplin memberikan anak keyakinan bahwa mereka bisa membuat pilihan yang lebih cerdas dan sehat di masa depan, sementara hukuman membuat anak berpikir mereka tidak mampu membuat pilihan yang lebih baik,” ujar Amy.
6. Menetapkan harapan yang tidak realistis
Dikutip dari laman India Today, meskipun sangat bagus untuk mendorong anak berusaha menjadi orang yang sukses, menetapkan tujuan yang tidak bisa dicapai dapat membuat anak merasa cemas, Bunda. Jadi, bersikaplah realistis tentang kekuatan serta kelemahan yang dimiliki anak.
7. Membandingkan anak dengan anak lainnya
Siapapun pasti tidak suka ketika dibanding-bandingkan dengan orang lain, termasuk Si Kecil. Membandingkan anak bahkan dengan saudara kandungnya akan membuat Si Kecil merasa tidak mampu.
Setiap anak berkembang dengan kecepatannya masing-masing. Jadi, selalu puji pencapaian yang didapatkan anak alih-alih membuat perbandingan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)
No responses yet